Greetings

Hello. My name is Tchi and this blog’s mine. I don’t write my own story here. I write about my RPG characters and Binjai Kingdom’s funny stories. Click here to read ‘my real stories’.

RPG Characters

RPG Characters

Thursday, May 20, 2010

France Stand 1, 2001

Penjaga Stand

Papa dan Maman menyebalkan.

Carmélle cemberut seraya memutar ulang ingatan saat ayahnya mengirim surat panjang lebar sehubungan dengan kelakuannya ‘yang baru ketahuan’ sebelum masuk Beauxbatons. Ceritanya mudah saja. Adik laki-laki Carmélle satu-satunya tiba-tiba suka memanjat pohon, padahal usianya belum cukup besar untuk mengetahui bagaimana cara menghindari cedera yang bisa saja menimpanya apabila—misalnya—jatuh dari pohon. Kedua orang tuanya segera menyelidik siapa gerangan orang yang sudah mengajari putra mereka melakukan hal (“berbahaya”, tandas ibunya) tersebut. Lalu, voila, mulut mungil adiknya menyebutkan nama panggilannya dengan cadel, Cam. Cam dari Carmélle.

Gadis berambut coklat bergelombang itu menggigit bibir kecut. Waktu itu kan kebetulan saja. Hujan baru turun, meninggalkan jejak pelangi yang sangat indah di langit. Spontan saja ia, sebagai penyuka keindahan, mencari cara agar bisa melihat pelangi lebih dekat, lebih jelas. Dan ia memanjat pohon, disaksikan adiknya dari bawah. Selesai. Tak sekalipun Carmélle mengira adiknya itu akan mengikuti, ditambah menyukai, polahnya. Anak kecil memang selalu meniru! batinnya kesal.

Inti dari surat dua perkamen penuh itu adalah, ia dihukum karena bersikap tidak sopan untuk ukuran putri bangsawan (menurut ayahnya), dan bersikap sangat tidak Prancis (menurut ibunya—padahal ibunya berasal dari Belanda, bayangkan!). Ia harus mendaftar jadi penjaga di France Stand.

Bukan hukuman berat, sebetulnya. Justru banyak keuntungannya. Ia bisa bergaul dengan sesama penjaga, bersenang-senang di stand, bahkan mengenakan busana khas Prancis yang pasti tak akan boleh dikenakannya di dalam kastil Beauxbatons. Lihatlah busana bernuansa hitam putih dengan renda di dada, leher, dan pergelangan tangannya, serta pita besar di bagian perut, cantik sekali. Tak kurang ia juga mengenakan topi super lebar hitam senada. Jadi hanya satu kekurangan. Carmélle tidak ingin melayani. Ia lebih suka dilayani. Ia ingin memesan menu sementara orang lain yang mengambilkan, bukan sebaliknya. Tak enak membayangkan diri disuruh-suruh.

Tapi, memangnya ia bisa bilang apa?

Huh. Gadis cantik itu menghela napas, kemudian masuk ke bilik stand setelah dari tadi melamun di depan. Sudah ada beberapa orang di sana—penjaga juga, sepertinya. Ia mendekat, melayangkan senyum manis—bukan salah mereka kalau Carmélle ikut berada di sini sekarang—dan berkata,

“Hai, semua. Aku Carmélle Ghyslain, maaf kalau sedikit terlambat. Ada yang perlu kubantu?”

0 comments: