Greetings

Hello. My name is Tchi and this blog’s mine. I don’t write my own story here. I write about my RPG characters and Binjai Kingdom’s funny stories. Click here to read ‘my real stories’.

RPG Characters

RPG Characters

Thursday, May 20, 2010

Ramuan 4, 87-88

Well, Reon cukup bersemangat hari ini.

Bukan, bukan secara spesifik bersemangat untuk mengikuti pelajaran Ramuan dan bertemu dengan wajah kaku Profesor Snape, tapi hanya merasa bersemangat untuk menjalani hari. Khusus hari ini saja, sepertinya. Sikap santai—kalau tak bisa dianggap riang—sepertinya bukanlah bagian dari karakter gadis kelahiran Korea itu. Jalannya yang biasanya cepat tanpa suara, sekarang agak berayun, belum lambat tetapi lebih rileks.

Itu berarti ada sesuatu yang tidak beres.

Gadis bermata onyx itu memasuki kelas Ramuan di lantai bawah tanah dengan mengabaikan sebagian sisi hatinya yang protes karena keanehan itu, berkomplot dengan sisi lain hatinya yang selama ini tersembunyi. Ia duduk di bangku yang tersedia, tangan terlipat rapi di dada, ekspresi netral biasa, dan dua kali anggukan setelah ia merasa paham akan instruksi guru ramuannya untuk membuat ramuan penajam ingatan.

Tangannya bergerak gesit, menumbuk-numbuk kumbang Scarab. Meskipun pecinta hewan, Reon tetaplah seorang Reon yang tak pedulian. Dua kali tumbukan keras, dan hewan mungil itu sudah hancur, ditambah dua tumbukan lagi, mereka menjadi halus dan tak bisa dianggap sebagai kumbang, terlebih bagi orang awam. Tanpa canggung, meski memakai sarung tangan, gadis empat belas tahun itu menyambar jahe, memotongnya tipis-tipis, mengabaikan aroma agak menusuk di hidungnya. Setelah itu ia mendidihkan air di kuali. Selagi menunggu airnya mendidih, Reon membuat empedu Armadilo menjadi jus sepuluh menit kemudian.

Setelah gelembung-gelembung kecil memenuhi dasar kuali, gadis berambut hitam itu tahu saatnya untuk meramu. Direbusnya tumbukan kumbang hingga air bening merata dengan hitamnya kumbang, dimasukkannya irisan jahe, beberapa kali adukan berlawanan jarum jam sampai warnanya berubah coklat muda, menambahkan jus Armadilo, tak berhenti mengaduk.

Harus sampai berwarna biru tua.

Namun nyatanya, meski sudah lebih tujuh menit mengaduk, ramuannya tak beranjak dari warna biru terang. Biru langit. Artinya jelas, ada sesuatu yang salah. Sial, umpatnya pada diri sendiri. Ia sudah membuatnya dengan benar, sejauh ini, yakin tak ada sesuatu yang kurang, atau kelebihan. Lalu kenapa?

Suasana hati baiknya tak mengizinkan gadis itu berlarut-larut dalam ketidakpuasan pembuatan ramuan. Reon, mengikuti mood-nya, mengambil botol kaca kecil dan mengisinya dengan Wit Sharpening Potion ala Evenna Vareon. Selesai. Ia tak ambil pusing dengan berapa nilai yang akan diraihnya karena jelas-jelas warna ramuan hasil karyanya berbeda dengan seharusnya.

Perasaannya sedang bagus, dan apapun takkan bisa mengubahnya jadi buruk.

0 comments: