Greetings

Hello. My name is Tchi and this blog’s mine. I don’t write my own story here. I write about my RPG characters and Binjai Kingdom’s funny stories. Click here to read ‘my real stories’.

RPG Characters

RPG Characters

Thursday, May 20, 2010

Ramuan 5, 87-88

OWL diadakan di bulan Juni.

Bukannya Lyssie belum tahu, tapi mendengar pemberitahuan itu diucapkan oleh Profesor Snape, membuat hal itu terasa seperti… berkali-kali lipat lebih dekat. Seakan sudah di pelupuk mata. Membuatnya tegang, untuk entah keberapa kalinya sejak awal tahun ini. Apalagi dengan isyarat ancaman seperti mereka akan merasakan kekecewaan sang Kepala Asrama Slytherin apabila tidak berhasil mendapatkan nilai Acceptable di OWL.

Lalu berhubungan dengan kelas NEWT, tampaknya yang bisa melanjutkan kelas Ramuan harus mendapat nilai sempurna dulu. Well, gadis bermata keemasan itu memang tak pernah benar-benar menyukai pelajaran Ramuan—apalagi sebelum ia terbiasa dengan berbagai macam bahan ramuan menjijikkan saat mengerjakan tugas-tugasnya—jadi bukan masalah besar baginya kalau tidak masuk kelas Ramuan.

Orang tuanya tidak akan ribut. Mereka juga bukanlah pecinta ramu-meramu.

Rangkaian kalimat berhamburan dari bibir tipis guru dingin itu, dengan jelas menginstruksikan bahwa pada pertemuan itu mereka akan membuat ramuan yang sering muncul dalam ujian OWL, Ramuan Kedamaian. Berfungsi menenangkan kecemasan dan menentramkan kebingungan. Lyssie mendesah. Pasti akan berguna sekali baginya yang sering bersikap paranoid serta kelewat tegang.

Gadis lima belas tahun itu membaca cepat halaman buku yang telah terbuka, serentak oleh sapuan tongkat Profesor Snape, mengenakan sarung tangannya, kemudian setengah berlari mendekati lemari bahan, bergegas mengingat ia hanya diberi waktu sembilan puluh menit untuk membuat Ramuan Kedamaian-nya.

Ia memulai dengan, seperti sudah selama lima tahun dilakukannya, menjerang air di kuali. Airnya kira-kira satu seperempat gelas, dipanaskan di suhu kurang dari delapan puluh derajat, hingga buih-buih kecil muncul di dasar kuali dan permukaan air. Ia mulai memasukkan bahan-bahan, hati-hati, berusaha menganggap seandainya tugas itu merupakan ujian OWL sungguhan, dan titik-titik keringat muncul di pelipisnya.

Harus berhasil.

Setelah tiga kali mengaduk bubuk batu bulan searah jarum jam serta membiarkannya selama tujuh menit, gadis berambut cokelat itu menuangkan dua tetes sirup hellebore. Diaduknya hingga uapnya berwarna keperakan, sebenarnya lebih mirip putih biasa kalau dilihat dari matanya. Anggap saja sudah benar.

Akhirnya, selesai, ia menghembuskan napas lega seraya mematikan api.

Untuk sapuan terakhir, dimasukkannya separo ramuan ke botol kaca bening kemudian disumbatnya dengan tutup botol gabus. Dibubuhinya label nama, asrama, serta nama ramuannya.

0 comments: