Greetings

Hello. My name is Tchi and this blog’s mine. I don’t write my own story here. I write about my RPG characters and Binjai Kingdom’s funny stories. Click here to read ‘my real stories’.

RPG Characters

RPG Characters

Wednesday, June 16, 2010

Leaky Cauldron, 88-89

Entah mengapa, masih ada penyihir-penyihir yang mengenakan jubah di musim panas. Seperti mereka memantrai diri agar merasa sejuk atau semacam itu. Kelihatannya jubah sudah menjadi pakaian sehari-hari, kapanpun dan dimanapun. Reon menatap datar penyihir-penyihir berjubah itu, ada yang berjalan cepat-cepat seraya menarik-narik tangan anak mereka, ada yang mengobrol di bangku panjang di depan sebuah kios, ada pula yang menenteng-nenteng banyak kantung belanja. Pemandangan standar Diagon Alley, tak banyak berubah sejak kedatangan pertamanya beberapa tahun lalu, bersama bibi angkatnya. Sampai tahun kemarin, ia masih berlari-lari kabur dari wanita gemuk itu, seringkali membaurkan diri di keramaian di toko tongkat atau toko bahan ramuan sementara Evelyn memilihkan buku-buku bacaan tebal, mengira Reon masih ada di sampingnya. Tapi tahun ini rupanya ia sudah dipercaya untuk berbelanja sendiri, atau Evelyn sudah terlalu gemuk untuk memburunya.

Well, matahari bersinar megah, sulit dibayangkan bagaimana orang bisa bertahan hidup di daerah gurun ketika suhu sekitar dua puluh derajat Celcius saja sudah membuat bulir-bulir keringat memenuhi dahi. Reon mendongak, mengerjapkan mata perih saat melihat matahari. Satu hal yang jelas harus dilakukannya; menghindari sengatan membakar sang surya. Ia bergegas memasuki Leaky Cauldron, keping-keping Galleon bergemerincing di saku celananya. Selalu tempat ini yang pertama, atau terakhir. Ia akan membeli cemilan, kemudian pergi ke toko hewan. kebutuhan Lei si Fwooper dan Dulce kucingnya ia dahulukan di atas kepentingannya sendiri. Bukan masalah baginya membeli buku-buku bekas selama Lei bisa mendapat kandang baru yang nyaman; lagipula isi dari sebuah buku itu sama saja meski terbungkus jenis cover berbeda.

Di dalam Leaky Cauldron cukup ramai, terdengar riuh-rendah obrolan. Calon-calon adik kelasnya saling mengenalkan diri dengan teman-teman baru, orang tua mereka meminum Butterbeer di meja yang tak begitu jauh. Di meja bar, terlihat sosok seorang gadis, sedikit lebih muda darinya. Ngomong-ngomong, tempo hari sempat terpikir di benak gadis berambut hitam itu agar dia mendaftarkan diri menjadi pegawai magang di musim panas, sekedar supaya bisa menghindari terkurung di rumah keluarga Muggle cerewetnya, tapi Sandra langsung melarang dan memberinya beberapa lembar uang dengan harapan ia tak akan mempertimbangkan hal itu lagi. Reon tidak peduli pada uang, tapi ia masih peduli (seseorang sudah berhasil menumbuhkan perasaan-perasaan melodramatis itu dalam dirinya) pada ibu angkatnya itu. Mata Sandra selalu berbinar-binar setiap kali melihat Reon ada di rumah.

Gadis lima belas tahun itu mendekat ke meja bar, tahu pasti hendak memesan apa. "Satu Cola, satu tiramisu." Ia yakin uangnya cukup, kecuali kalau diam-diam Leaky Cauldron mempunyai skandal berupa terjerat rentenir dan harus melunasi utang besar dalam waktu tiga kali dua puluh empat jam sehingga menyebabkan mereka membengkakkan harga menjadi enam belas kali lipat. Sepasang mata onyx-nya beralih dari pegawai magang ke salah satu sudut ruangan, menerawang, melamun tanpa sadar. Seperti biasa.

0 comments: