Greetings

Hello. My name is Tchi and this blog’s mine. I don’t write my own story here. I write about my RPG characters and Binjai Kingdom’s funny stories. Click here to read ‘my real stories’.

RPG Characters

RPG Characters

Monday, August 23, 2010

Jembatan, "Papercut"

Reon bersandar di selusur jembatan seraya memijat dahinya yang terasa pusing. Hari ini terasa penat dan apapun yang dilihatnya tampak bergoyang. Tiba-tiba gadis itu merasa mual. Makan siang yang pastilah kini telah hancur di lambungnya mendesak naik dan seperti sudah berada di ujung tenggorokan, memaksa untuk keluar. Gadis itu gemetar seraya mengatupkan mulut rapat-rapat, menggigit bagian bawah bibir yang kering.

Jangan sampai muntah.

Wajahnya sepucat hantu. Bahkan lebih. Ia sendiri juga tak tahu kenapa bisa seperti ini. Keracunankah ia? Ada yang menuang sesuatu dalam jusnya? Siapa? Batinnya tak sanggup bertanya-tanya lebih lanjut sementara tenaganya berjuang mencari-cari jalan keluar. Ia harus cepat-cepat kembali ke kastil. Ke toilet wanita, lalu ke rumah sakit.

Kau akan lebih baik... kau akan selalu baik... tak kekurangan apapun...

Deg. Gadis enam belas tahun itu tersedak, meludahkan setetes air liur dari sudut bibirnya. Suara itu lagi. Suara itu sudah mengikutinya selama berhari-hari. Awalnya itu hanya potongan kecil dari mimpi buruk tak berarti. Namun semakin lama semakin jelas, semakin sering terdengar dimanapun ia berada. Berat, jelas, seakan memang dibisikkan di telinganya. Entah suara siapa, Reon sama sekali tak mengenalinya. Intonasinya mirip suara Adam, tapi bukan dia, bukan ayah angkatnya yang mengatakan hal tersebut.

Reon duduk dengan kaki terlipat ke samping. Kedua tangannya menutup muka, menyisakan pelipis dan ujung dagu terbuka. Suara itu yang menyebabkan ia seperti ini. Suara itu yang menyayat-nyayat fisik dan jiwanya. Ia menyadari hal tersebut, sudah sejak awal pertama kali ia merasakan kondisinya menurun drastis secara tiba-tiba. Tapi penyebab selalu bukan hal penting. Akibat itulah yang tak sanggup ditanggungnya.

Suara siapa...?

Reon mengerang dan membiarkan butir-butir air mata membasahi telapak tangannya.

0 comments: