Greetings

Hello. My name is Tchi and this blog’s mine. I don’t write my own story here. I write about my RPG characters and Binjai Kingdom’s funny stories. Click here to read ‘my real stories’.

RPG Characters

RPG Characters

Monday, August 23, 2010

Koridor dan Tangga, "The Meaning of LOLWOOT"

Reon berjalan lambat-lambat keluar dari kelas Transfigurasi. Memikirkan apa kesalahannya sehingga transfigurasi terakhir yang dilakukannya sama sekali melenceng dari apa yang diajarkan, membuka kesempatan lebar-lebar bagi Profesor McGonagall menyuapinya dengan nilai Troll. Sial, umpat gadis itu seraya mempererat pegangannya pada buku-buku yang dipeluknya di depan dada. Ia sedang tidak berminat didetensi--tidak kalau kegiatan satu itu menyerobot jam makan malamnya. Atau jam mengobrolnya dengan si mata platina.

Gadis itu berbelok dan memasuki ujung koridor lantai dasar untuk mengakses jalan menuju asramanya di bawah tanah sana. Ia tidak menoleh sama sekali meskipun model-model lukisan di dinding sibuk berceloteh bahkan memanggilnya 'woi'. Kalau kau murid kelas satu dan kelahiran Muggle, mungkin kau bahkan akan berhenti dengan mulut ternganga melihat lukisan-lukisan hidup itu. Tapi mungkin juga tidak. Evenna Vareon--sayangnya--kelahiran Muggle dan saat kelas satu ia bahkan tidak tertarik melirik pajangan apapun di kastil tua itu. Memang sudah sifatnya.

"--aaaaaa! Nona, kau tak apa-apa?"

Refleks manik hitam ular betina itu melirik. Mendelik, tepatnya. Ia memiliki ketidaksukaan pribadi terhadap kebisingan. Gadis itu menjunjung falsafah 'diam itu surga, diam-diaman baru neraka'. Tanpa makan waktu ia menemukan sosok bocah laki-laki berambut sehitam miliknya tampak agak panik, ujung bajunya sobek, sementara di kakinya seorang gadis kecil berbaring tengkurap seraya meringis. Junior lain membantunya berdiri--yang terakhir disebut ini sepertinya pernah dilihatnya di ruang rekreasi Slytherin.

"Coba minum ini Ashlee, ini ramuan penghilang encok, aku mendapat ini salah seorang Senior seusai pertandingan tim quidditch kemarin."

Oh, murah hati sekali.

Reon memutar bola mata. Sejak kapan generasi Slytherin jadi seperti itu? Pantas saja para prefek ramai-ramai dihukum Profesor Snape. Mereka sama sekali tidak menanamkan sifat murni Slytherin di otak para bocah.

"Hei," panggilnya seraya mendekati si junior yang berambut coklat gelap. "kau. Slytherin, kan?"

Ngomong-ngomong, wajah gadis itu mengingatkan Reon pada Domi.

0 comments: